Tuesday, December 20, 2005


Kaki Palsu Keinginan Delisa
Oleh fk.ui.ac.id
http://www.fk.ui.ac.id/var/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=67

Senin, 31-Januari-2005, 09:08:45



WAJAHNYA tidak tampak memancarkan penyesalan. Walau satu kakinya tidak utuh lagi, tapi, gadis kecil itu seakan tak merasa kehilangan.

Bahkan ia asyik mencoret buku hasil pemberian orang. Sepertinya ia sudah tidak sabar lagi pergi ke sekolah.
Gadis kecil bernama Delisa, 7 tahun, adalah pelajar MIN Ulee Lheue, Banda Aceh. Kini hariharinya ia habiskan di kompleks Fakultas Kedokteran Unsyiah. Deli sudah dua pekan dirawat inap di sini, ujar Jalinus, 36, abang kandung Delisa.

Sejak dirawat di sana, kata Jalinus, kondisinya lebih baik. Maklum, walau diinapkan di tenda, tapi pelayannya lebih memadai. Waspada juga melihat banyak pasien korban tsunami dirawat di situ. Di lokasi ini adalah markas tempat dokter negara Denmark, yang ikut berpartisipasi di bidang medis.

Delisa sebelumnya mendapat perawatan di RS Kesdam. Kaki sebelah kanannya terpaksa diamputasi lantaran terkena seng. Sewaktu gelombang tsunami menerjang, Delisa terpisah dengan keluarganya di Ulee Lheue. Tubuh kecilnya sempat terlempar di dekat gudang Kurnia, sekitar 5 Km dari Ulee Lheue.

Bahkan, saat ditemukan Delisa disangka sudah menjadi mayat. Tapi orang yang menemukan terkejut melihat ada gerakan dari tubuhnya. Kemudian diserahkan kepada Pak Didi, warga Lamteumen. Sempat dibawa ke rumah Pak Didi, tapi karena lukanya serius terpaksa ia dinapkan di RS Kesdam.

Didampingi Baktiar, orang tua Delisa dan Julius, gadis kecil ini termasuk orang yang punya kemauan keras. Saat menghadapi gelombang, seperti dituturkan Jalius, adiknya sempat berpikir untuk bisa memegang apa saja. Ia sempat memegang perahu yang melintas di depannya, kata Jalius.

Saat itulah, kakinya tergores benda tajam. Tapi rasa sakit masih dapat ia tahan. Begitu pula saat gelombang kedua datang, yang membuat kapal yang ia pegang terbalik, tangannya masih juga bisa memegang kayu. Rupanya kayu tadi mengantarkan dirinya ke Jalan Lamteumen Timur. Adik saya ditemukan orang keesokan harinya (maksudnya hari senin), kata Jalinus.

Selain Waspada, sore kemarin, Delisa sempat pula diwawancarai sebuah televisi asing. Ia merasa senang pemberian buku dan peralatan sekolah yang diberi oleh wartawan asing itu. Dari bukubuku itulah Delisa kembali teringat saat ia dibangku sekolah.

Delisa, aku Baktiar, tergolong murid cerdas. Setiap bagi rapor, nilainya semua bagus. Anak saya ini sering mendapat renking di kelasnya, kata Baktiar, sembari menyebut ibu Delisa, bernama Salamah, adalah guru di MIN tersebut.

Kalau kaki saya cepat sembuh Deli bisa langsung ke sekolah ya Bang, kata Delisa kepada abangnya yang setia menemani adiknya itu. Kini, kakak Delisa bersama Ibunya belum ditemukan. Tapi Baktiar, bapak Delisa, tampak pasrah.

Pensiunan Dinas Pendidikan ini, sekarang berpikir bagaimana membahagiakan putrinya yang sudah tidak punya kaki sebelah itu. Dokterdokter Denmark di sini sudah menjanjikan akan memasangkan kaki palsu buat anak saya, kata Baktiar. Ia hanya berharap janji itu bisa segera terlaksana. Kalau orang bule (asing) biasanya komit terhadap janji, Baktiar optimis, bantuan kaki palsu itu akan datang.

Sosok Bocah Tegar

Kalau kita melihat Delisa dalam kondisi kakinya harus diamputasi, tapi mempunyai semangat hidup tinggi, kita harus angkat salut. Makanya, orang yang melihatnya, sering memberikan buah tangan. Tidak kecuali jurnalis asing tadi. Ia menjanjikan akan datang lagi menjenguk Delisa, sambil memberikan hadiah sebuah handphone. Wartawan cewek itu yang akan beri adik saya HP, kata Jalinus.

Orang salut kepada Delisa, karena gadis kecil ini adalah sosok wanita tegar dan tidak mudah putus asa menyesali keadaan. Semoga semangatnya tetap menyala sampai kapan pun, harap Baktiar, ayah Delisa, yang selamat dari tsunami karena saat bencana sedang berada di Jakarta.

(FKUI/WASPADA online)

Wednesday, December 14, 2005

Trans Four You.... *

Image hosted by Photobucket.com

'Aih...aih... Tak terase Trans TV sude empat taun menemani pemirsa. Siti merase terobati bertemu dengan penggemar Siti di Indonesia ini, bila melalui layar Transtv....' Demikian dialog khayalan saat Siti Nurhaliza manggung besok. Stage nya keren Jon!! Ada 2 kotak panggung, yg setiap kotak terdiri dari 2 set panggung untuk band (atas-bawah). Belom lagi stage utama.
Image hosted by Photobucket.com

But..., tapi....., gimana cara...........
Image hosted by Photobucket.com
Tempat buat festival kalo tak liat2, paling banter 250-300 orang. N u know what (dan kau tau apa), undangan yang tersebar sampai 700 orang!! (pepes kali!!!) So, kayaknya, impian ku melihat calon istri (suaminya), Ci Siti Nurhaliza, pupus sudah.

Monday, December 12, 2005

Hafalan Sholat Delisa - JCC .... (10/12/05)

Image hosted by Photobucket.com
'Zar, ke JCC jam berapa?'
'Jam setengah 2'
'Lho, bukannya jam 12.45 mulai?'
'Halah...!!'

---
Di tengah kesibukan bikin report yg sangat mereportkan diriku, 12.30 meluncur segera ke JCC.
Pas jam 12.45 sampe. Keliling2 nyari panggungnya, pas nyampe, ternyata sudah dimulai.
'Jumpa Penulis Novel Hafalan Sholat Delisa'. Keren bang!!
Ada 2 pembicara: Tereliye dan Cut Putri (<-- tau tragedi tsunami? beliau dokumentatornya!) Sayang, saya lupa nama moderatornya... ;))
As usual, saya mengira Cik Tere bisa dengan lancar mengungkapkan segala hal tentang novel ini. Latar belakang, motivasi, jalan cerita, saya kira akan lancar diutarakan. Asdos, ex consultant, masak presentasi/public speaking kagak bisa?? Tapi, ternyata..... (sambung di bawah yak, hehehehehe)





Nah, ada Cut Putri memberi beberapa pendapat ttg novel ini. Hmmm, speaknya bagus. Alur bicaranya lancar jaya. 'Dia itu jadi host di TPI Zar....' ooo, pantes......
N tau gak? Kata Tere, pas ketemu dia, si Cut ngomong: 'Alhamdulillah, akhirnya bertemu juga....'
Halah maaaak!! Muke lu Wis!!! (Tere = Darwis, hehehehehe).
Trus, dia juga bilang: 'novel ini mengajarkan pembacanya keikhlasan. seperti Mas Darwis ini. Saya menilai beliau ikhlas...' (ufffff....)


'Saya aja sering
mencantumkan biodata saya di buku2 yg saya tulis. Lain dengan Mas Darwis ini. Tanpa biodata!'














Exsum:

Guys, baru kali ini aku ngeliat Darwis begitu gelisah. Adi pun melihat hal yg sama. "Gw gak nyaman Zar".
Yup Wis. Keikhlasan itu penting. Namun takut tidak ikhlas, juga tidak baik bila berlebihan. Terkadang, kita hanya perlu menjalaninya saja, tanpa perlu menilai: apakah kita ikhlas atau mengharapkan pujian (riya'). Ikhlas atau tidak ikhlas, siapa sih yg tau?? Terkadang pula, kita gak tau niat kita tulus atau sebaliknya.

But, i luv ur novel Bro. Ini yang terbaik. Mungkin gak ngetop, n mungkin gak semua orang suka. Tapi, ini novel lo yang terbaik!! Maknanya dalem buatku. Thx Bro.....

Tuesday, December 06, 2005

Satria Mandala....

Image hosted by Photobucket.com

Masih ingat sama Des3&Arry ? Nah, Sabtu kemaren, 3/12/05, dilakukan resepsi.

Thursday, December 01, 2005


Si Abang: Senior di Kampus, dan di Dunia Kerja

'Kenal sama Mas Tomi gak?' tanya kawanku Banu.
'Emang siapa dia?' balik ku bertanya.
'Senior. Anak FEUI juga. Dulu sih aktivis FSI...'
'Ooo, oke deh, ntar ane cari' jawabku penasaran

Itu petikan obrolan tahun 2002 awal, februari tepatnya.
--

'Tetep kontak yah ji!' kata Mas Tomi.

Petikan obrolan singkat, , hari ini, 1 Desember 05.
--

Yup. Tomi Satryatomo. Produser Kupas Tuntas. Si Abang. Bisa dikatakan panutan buat junior2nya, aktivis da'wah di Transtv (mungkin di dunia Broadcast).
Kadang sebel juga (sori ya bang! :) ), dia terlalu sibuk, sampe jarang banget kumpul sama juniornya buat berda'wah.

But, show must go on. Dinamika di kantor terkadang membuat komunikasi antara kami n beliau putus-sambung. Tapi ada hal yg berkesan: Mas Tomi suka nraktir :). Di Pondok Laras Depok, trus dulu pernah di Situ Gintung (kalo gak salah). Tapi yg paling berkesan, mungkin acara makan ikan bakar bareng di rumah Anis Matta di daerah Utan Kayu. Wuiiih, bermakna banget tuh!

Btw, keep in touch Bang! At least, dateng ke nikahan aku yah! (kapan ???? huahahahahaha)

Monday, November 28, 2005

Menikmati Bisnis

Ketika cinta memendam rasa
Adakalanya kesadaran tak memenuhi jiwa



Image hosted by Photobucket.com

Hayyaah!!Bisnis pertama!! Aku n teman2 seperjuangan, mencoba mewujudkan mimpi2 menjadi wirausaha. Dan begini ceritanya....

Tob banget hari ini!!
Jam 06.45 meluncur k depok. Hayyaaah! Biasanya cukup 45 menit, sekarang ke depok perlu 1 jam lebih dikit. Pondok Pinang dibikin 3 jalur buat ke arah kebayoran. Berlanjut ke gang Mahali.'Gw abis sarapan, jadi nunggu dsini', kata darwis pas ketemu di depan gang. Gak lama, kita menyusuri gang imut itu. 'ternyata, banyakan akhwat di gang ini daripada di kober' kata darwis mengomentari seorang akhwat yg melintas. Haayaaaaaahh!!! Meluncur ke pasar rebo. "pelan2 aja Zar! Kita kan mau menikmati bisnis!', si darwis ketar-ketir pas gw ajak ngebut 60km/jam! 60 doank!!!
Sampe di percetakan, ambil sampel, langsung meluncur ke cipinang-cempedak. Di polonia, ban bocor. Tapi, kami berdua tetap tertawa bahagia....
Image hosted by Photobucket.com

Nyampe gramed: diskon 45-50%!! Distributed 1000pc only. Ke kwitang, distributor gunung agung. 'oo, kwitang, udah lama sih pengen ke sana...'. diskon 50%, mau distributed only 200pc. halah

Anter darwis ke gondangdia (wah, deket kampus lo Dah!).
Lepas pasfes kuningan, keujanan.

Wah, benar2 indah hari ini....

Wednesday, November 23, 2005

Outing & Fotoku Yang Hilang!!


Image hosted by Photobucket.com
Bueteeee!! Ahad pagi, 20 November 05, jam 1 pagi. Pas mau download foto2, eeeeh, foto yg sore tadi di DL, bablas!!!Kuesele ora ilang2 tekan saiki......

Ohiya, cerita dikit deh. Persiapan hampir sebulan, akhirnya jadi juga outing (setelah hampir 4 tahun kerja di kantor tercinta, hikss...)! Dengan diketuai Uda Donal, sepakat kita memilih citra cikopo sebagai tempat istirahat yg ter...jangkau oleh bajet (hehehehe)
Sebelom ke TKP, kita kondangan ke tempat Yogi, temen kantor yg nikah sabtu pagi itu. (Nah, ini foto2nya juga ilang. Sebel!!!)

Image hosted by Photobucket.com

Eiit, coba perhatikan penampakan di depan restoran....
Image hosted by Photobucket.com

oiya, kami juga kedatangan tamu spesial! Ello Bisono!!
Image hosted by Photobucket.com

Dan ini dia, pemenang Grand Prize DVD Sony Anwar, eh, salah....
Uda DONALD.....
Image hosted by Photobucket.com

Foto Kenangan. mestinya,ada foto rame2 yg lebih memorial daripada ini... hiks...
Image hosted by Photobucket.com

Dan betapa serunya lomba tarik tambang.....
Image hosted by Photobucket.com

Sempat terjadi kesalahpahaman. 'Untuk peserta tarik tambang yang kalah, harap membantu packing invoice bulan desember besok.....' kata Muchson yg membuat Pak Seno terbengong2..., dan Ganjar langsung menepok jidatnya sendiri.....
Image hosted by Photobucket.com

Disela2 keceriaan, sempat terjadi ketegangan di malam minggu yg cerah itu antara Kurnia dan Dudung yg membahas billing n+2 dan unalocated payment......
Image hosted by Photobucket.com

Untung saja, ketegangan mereda setelah didatangkan artis pendukung Extravaganza.....
Image hosted by Photobucket.com

Happy Birthday P' DHS!! Semoga Alloh memberi barokah dan keluarga yg samara(sakinah mawaddah warahmah)
Image hosted by Photobucket.com

Lanjut acara joget bareng Kang Dudunk.... seeer.....
Image hosted by Photobucket.com

Pagi harinya, saking dinginnya, sempet terjadi hujan salju! Nah, Dony siap2 mau maen Ski, 'inget jaman kuliah di swiss....'
Image hosted by Photobucket.com

Belanja ke tajur. Eh, pas mau balik, ada yg ditelpon pacarnya. 'Nitip beliin tas donk....' Halah.....
Image hosted by Photobucket.com

Hafalan Sholat Delisa, Soft Launching Euuuyyy!!!
Image hosted by Photobucket.com

Delisa sedang berjuang menghafal shalat. Tapi ia sih nggak ”ikhlas”. Menghafal demi sebuah kalung yang dijanjikan. Kalung tuh dibeli dari Koh Acan! Yang selalu menjual separuh harga.
“Janganlah Koh. Saya jadi tidak enak hati…. Dulu waktu Fatimah beli Koh Acan juga hanya mau dibayar separuh, waktu Zahra dan Aisyah beli juga…. Kali ini biarlah Delisa bayar penuh….” Ummi mengeluarkan dompet dari tas. Mengambil uang seharga kalung tersebut.


---

Tereliye, temen gw. Senangnya novel karangannya akhirnya terbit juga. Inget banget waktu dia bilang mau bikin novel yg lebih religius (<-- hiperbolik nih!, hehehehe). Maybe gara2 dia kebanyakan nongkrong di danau UI bareng gw, tengah malem, banyak nyamuk pula, makanya dia terinspirasi nulis tentang KEMUNAFIKAN. (Emang siapa yg munafik? Gw? Halah...)

Kemaren, dia bela2in ke kantorku. Begitu selesai urusan di REPUBLIKA (penerbit novel itu), dia ngasih novel itu. 'Nih Zar. Novel HSD sudah terbit!'
Yang bikin penyakit narsisku kambuh, dia dengan cueknya nulis : Fotografer, Pembaca Pertama Novel ini, Penikmat Sastra - di bawah namaku. Halah...halah.... Kan gak enak, masak jurnalis (orang yg suka bikin jurnal Persediaan In House) dibilang fotografer...
Image hosted by Photobucket.com

Oh iya, kami (berempat) sedang merencanakan menjual novel terbitan kami sendiri. Waaaaa, deg2an nih!

Btw, congratz Bro! Semoga Novelmu bermanfaat. Tentunya, mudah2an laku keras.

Wednesday, August 03, 2005

Siang Itu, Betapa Hidup Begitu Indah

From: acctlab@yahoogroups.com [mailto:acctlab@yahoogroups.com] On Behalf Of Darwis Darwis
Sent: Wednesday, August 03, 2005 9:59 AM
To: acctlab@yahoogroups.com
Subject: Re: ::AcctLab:: Cari ide analogi HIDUP

Hidup ini penghambaan. Kalian bahkan "tidak memiliki diri kalian sendiri". Jadi bagaimana mungkin kalian dgn bangga bilang punya rencana2 dlm hidup; planning, punya kecerdasan, punya harta benda.... dan remeh-remah kebanggaan lainnya.... (Nah ini kata
gw: siapapun dia menurut kalian: bagaimanapun kalian memahaminya).
kutipan, tulisan dari Darwis di milis


Image hosted by Photobucket.com
Selasa,02/08/2005,00:29:25 wib. HP ku berdering. Segera ku berlari ke kamar ayahku (karena hari itu, aku sengaja meninggalkannya di rumah). Citra on call.
‘halo?’ ‘Udah denger pak?’ ‘apa?’ ‘ibunya destri meninggal...’

Deg! Baru jam 21 tadi aku mengabarkan ke sobat2ku, bahwa Destri dan Arry akan menikah hari Ahad pekan depan.

Segera kusebar berita duka itu melewati langit yang cerah, malam itu juga.

--0--

06.45 wib, keesokan harinya. ‘Ican maunya dianter Om Aji’. Kuantar ponakanku tercinta. Masih pagi sekali, untuk ukuran playgroup.
06.55 wib, berbarengan aku dan Dito menuju rumah Destri.

--0--

08.00 wib, kurang lebih. Bersalaman dengan ahlul bait yang ditimpa musibah, Ayahandanya Destri.
‘Pak, gw kan bukan artis, masa’ mau diliput juga?’. Baru sadar, kalau yang dia maksud seragamku seperti orang2 produksi kantorku bila sedang mengincar Rhoma Irama or Angel Lelga. Destri, Destri, Sense of humor – mu itu lho, masih sempet2nya :)

--0--

08.15 wib, kira-kira. ‘Destri nikahnya hari ini’
Deg yang kedua. Dan tiba-tiba langsung teringat keraguanku tadi pagi, antara membawa kamera atau tidak. Kuputusanku, tidak. Dan hari itulah, untuk pertamakalinya, aku sangat menyesal tidak membawa kamera. Janji untuk mendokumentasikan acara sekali seumur hidup, hampir gagal. Alhamdulillah, ada kamera pocket milik kakaknya Destri. Saat itu, aku bertekad menebus kesalahanku, dengan membuat dokumentasi yang indah buat mereka.

--0--

‘Kayak gini kali yah rasanya’ Arry membuka percakapan ke Dito.
‘Kalo gw denger2 dari orang2, dan juga dari kakak gw, beberapa saat sebelum menikah, pasti ada masa2 kita terdiam. Gak bisa ngomong apa-apa’ Aku hanya tersenyum, gak tau mau bilang apa.

--0--

12.20 wib, pernikahan itu dilaksanakan. Cepat. Sederhana. Mempelai pria terlihat gagah dengan peci dan jas yang dipakai. Kecantikan yang alami saat itu benar-benar muncul dari mempelai wanita, walaupun hanya dengan polesan yang tipis, kebaya sederhana, dan sejuntai melati di rambutnya.
Tersedu sang Ayah menikahkan putrinya. Dengan mantap dan tegas, Arry menyatakan menerima akad dan nikahnya Destri. Salut aku atas kemantapan ucapannya. Hampir aku menangis, dan tidak konsen ketika mengambil foto untuk momen itu. Tapi, aku melihat, kedua mempelai begitu tegar. Aku tersentak, dan mulai fokus mengambil angle yang terbaik, yang aku bisa.

--0--

Hidup itu penghambaan. Alloh subhanahu wa ta'ala Rajanya. Pemegang diri-diri yang bertebaran di muka bumi.
Kenapa sih kita sering menggugat HIDUP? Karena kita gak mengerti apa itu HIDUP.
Kenapa kita tidak mengerti HIDUP? Karena kita tidak mengenal Yang Maha HIDUP.

Arry, aku kutip do'a ini untukmu:

Mendo’akan pengantin laki-laki

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwasanya suatu ketika Nabi melihat bekas kuning (dari minyak za’faran) terdapat di badan Abdur Rahman bin Auf, lalu beliau bertanya, “Apa ini?” Seseungguhnya saya telah menikah dengan seorang perempuan dengan maskawin seberat biji sawi dari emas, tukas Abdurrahman bin Auf. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengucapkan, “Barakallahu laka” (Semoga Allah memberkahimu).

Buat Destri dan Arry:

Mendo’akan kedua mempelai
Hendaknya orang yang menghadiri walimah mendo’akan mempelai dengan do’a:
“Barokallahu laka wa baaroka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fii khoir”

artinya: Semoga Allah memberkahimu, semoga Allah memberkahi atasmu, dan mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan. (Riwayat Abu Darda dan Tirmidzi, Shahih)

Dr. Abi Maryam Majdi as Sayyid dalam “30 Pesan Nabi di Malam Pengantin” menjelaskan mengapa dalam do’a menggunakan idiom “ala” dalam “wa baaroka ‘alaika.” Hal itu dikarenakan yang dimaksudkan keberkahan tidak hanya kedua mempelai tetapi juga anak-anak dan keturunannya.


Aamiin.......

Thursday, July 21, 2005

190705 my day, good day for love...

Hari ini aku k kampus,janjian ama DArwis. Dari rumah 10.30. Nyantai. Sekitar 50-60 km/jam. Ngantuk dan panas.
11.20 sampai di Masjid UI, Masjid tercinta. Ya Allah, nikmat sekali bersandar di tiang masjid.
Image hosted by Photobucket.com
11.35 Darwis datang. Dengan topi, kaos plus kemeja lengan panjang, dan selop kebanggaan yang selalu menyertainya ketika ngajar....
Image hosted by Photobucket.com
Pas adzan, aku n Darwis sholat dzuhur duluks...

Di kampus... Kita menuju jurusan. Weh, ternyata sudah ganti nama: Departemen Akuntansi!! Nih ruangannya, gak ada perobahan kan??
Image hosted by Photobucket.com

Kangen ama Ending Saputra ama Iwan Sang Pustakawan. Ternyata, satu jurusan lagi makan2 di Pondok Laras. Ditraktir Pak Sunarji yang baru kepilih jadi Senat (?). Yo wes, kita nongkrong sambil buka2 email di ruangan dosen. Eh, ternyata ada yang lagi ujian make up. Lucu, tuh mahasiswi nanya ke gw, 'anak ekstension apa reguler?' ' Gw bilang, reguler, dulu...' N dia masih dalam tatapan bingung. Pikirin!!

Duduk2lah kita di depan jurusan.
Image hosted by Photobucket.com

Bosen, kita pindah ke makara.
Image hosted by Photobucket.com

Obrolan ngawur tapi ada beberapa point yg bisa diambil
Image hosted by Photobucket.com
Darwis: Dalam hidup ini setiap kejadian ada yg sementara ada yg selamanya...
Yg sementara adalah kejadian itu sendiri, yang selamanya adalah pemahaman...
Gw : melakukan sesuatu itu harus dengan hati. Jangan pernah membohongi diri, karena hasilnya ndak akan maksimal

'Dimana lo Nding?' 'Udah di kampus' 'Ok, gw ke sana'
Sobat lama, temen nongkrong di perpus jurusan, Nding n Iwan. Nding makin gemuk, n Iwan ganti HP.
Image hosted by Photobucket.com

Wednesday, July 06, 2005

Obrolan via YM Bareng Darwis

Image hosted by Photobucket.com
[11:31] darwisdarwis: lu udah denger tentang buaya?
[11:34] akunt97: blom
[11:34] darwisdarwis: masa iya?
[11:35] darwisdarwis: lu jadi cowok atau cewek karena kromosom XY dari sang bapak (23 pasang + XX buat cewek; 23 pasang + XY buat cowok)
[11:35] darwisdarwis: Jadi bapak lu bertanggung jawab penuh atas lu cewek atau cowok... kalo pas pembuahan 23 pasang + XX jadi ceweklah lu, kalo +XY jadi cowok...
[11:37] darwisdarwis: Ya Allah, anak buaya jadi cowok atau cewek bukan karena bapak, apalagi karena ibu...
[11:39] darwisdarwis: tapi karena suhu udara. telor2 yang ditaroh dibagian bawah (diantara tumpukan dedaunan), jelas lebih hangat, jadilah dia cowok. yang diatas, lebih dingin, jadilah dia cewek... yang ditengah-tengah... gak jelas mau jadi cowok atau cewek... hiks
[11:40] darwisdarwis: pesan moral: manusia itu diberikan Allah kekuasaan tangan untuk merubah takdir... gak ada banci di antara kita... maksud gw bukan banci wadam itu, tetapi banci dalam menghadapi kehidupan. Lu punya kekuatan untuk merubah walau makna sebuah hari.
[11:41] darwisdarwis: dan lebih bancilah orang2 yg tahu dia bisa merubah hidupnya, tetapi cuma mikir: semoga gw tidak disini sekarang... semoga besok gw disana... semoga gw bisa menghilang...
[11:42] akunt97: kok rada gak nyambung men
[11:43] darwisdarwis: emang... hehehehe, yg bikin nyambung itu kan, kalo ketemu konteksnya...

---OOO---

Itulah secuil dialog yang aku lakukan dgn darwis, 06072005.

Friday, June 24, 2005

Refreshing After Closing - 1st

21.30 Berangkat dari Jakarta. Sebelumnya mampir dulu di Superindo buat beli bekal makanan
23.30 Makan brur! Laper berat. Ide cemerlang makan sop dan sate kambing di Cibadak. Uenak! Murah pula, sop 4 n sate 1 plus teh manis anget cuman 42.000.
Btw, pas makan, ada pengamen puisi. Kalimat yang aku ingat, "Hai kalian yang di kursi empuk, jangan pandang kami seperti kerupuk..."
Tuh liat, dudunk enak banget ngerokoknya
Image hosted by Photobucket.com
Sekitar jam 00.30, kita nyampe di rumah Dudunk tercinta. Langsung tepar......
Met tidur.......
---o---
Ready for Ramboooooo..... (apaan sih!). Jam 06 kita siap2 meluncur menuju alam bebas. Mencari sesuatu yang telah hilang di Jakarta.
Image hosted by Photobucket.com

06.36 Yusuf Amir, alias Yupi. New Photographer di lantai 6 Trans TV. Langsung motret! Biasalah, yang punya kamera baru. Bukannya sarapan yg dicari, malah ngeluarin Nikon CP5000 nya. Aiihhh.....
Image hosted by Photobucket.com
Oiya, kita juga sekalian sarapan Indomie, kecuali Dudung yang makan bubur ayam.

Weh, ada anak2 SALAM UI nih lagi bikin dauroh kali yah. Sayang, gw gak mendapatkan foto yang bagus.... Hanya lokasi penginapannya aja.
Image hosted by Photobucket.com

Pas jam 07.15, kita mulai perjalanan panjang menuju Curug Cibereum. Subhanallah....
Image hosted by Photobucket.com

Sampai di pintu gerbang Taman Nasional. Bayar tiket masuk 1.500. Katanya Dudunk sih, kalo umum itu 2.500, tapi karena doi yang beliin, dapet harga mahasiswa. SITU OKEKS!!!
Image hosted by Photobucket.com

Camping ground pertama. Di sana ada beberapa camping ground. Ini yang paling depan. Saat itu lagi dipake sama anak2 UNJ sepertinya.
Image hosted by Photobucket.com

07.33, Sejenak singgah di sungai untuk merasakan segarnya air yang mengalir...
Image hosted by Photobucket.com

Namanya Yan Aulia. Anggota Team BCC TransTV. Hobby: adventure. Panggilan: Bewok. Available. Gayanya Cool Banget!!Liat aja, asep di sekitar wajahnya, menambah kesan misterius.....
Image hosted by Photobucket.com

08.11 wib. Welcome to Fresh World! Ini Camping ground yang lain.Ada menara pengawasnya juga. Wah, bagus bener bias sinar yang menembus pepohonan. Amir pun memanjat pos pengawas itu. Andri koboi komen: sayang, atapnya bukan terbuat dari rerumputan..... He said too: "aku rindu dengan bunyi dedaunan, harumnya pohon bambu..." "Iye, ama baunya tok**!" langsung disambut Bewok...
Image hosted by Photobucket.com

08.49. Masih sejam lagi k Curug. "Di sini masih ada macan kumbang. Jadi, pengunjung harus turun dari curug sekitar pukul 16.00. Hal itu pula yang menyebabkan pengunjung gak boleh kemping di daerah curug juga", begitulah kutipan penjelasan dari Jagawana di Halimun. "Wah, seru tuh! Aku mau donk liat macan....", sambung manusia rimba, Koboi....
Image hosted by Photobucket.com

09.16 Sejenak berhenti di tempat peristirahatan (ngos2an jeks!). "Kita lagi nunggu macan", kata si manusia rimba. MAKASIH DEH MAS!!
Yang kedua, doi juga ngomong, mau foto dgn background hutan. Pas diingetin kalo bisa kesambet, doi bilang: "Kan udah minta ijin" "ama siapa Boy?" " sama embah...". Dasar!!!
Ini pose kami berlima
Image hosted by Photobucket.com

Wanda Radea, alias Dudunk. Tampang Punk, kelakuan dangdut. Fotografer calon kontributor National Geographic Indonesia (Amin...)
Image hosted by Photobucket.com

09.43, berhenti sejanak memandang air terjun dari kejauhan.... Indah bener lhoo.....
Image hosted by Photobucket.com

10.14, sampailah di tujuan! Koboi bertemu kawan lamanya, PACET yang lucu! amit2 deh Boi....
Image hosted by Photobucket.com

Momen dimana aku merenung tentang hidupku, tentang impian, dan tujuan hidupku....
Image hosted by Photobucket.com

Pose termahal yang pernah aku buat....
Image hosted by Photobucket.com

Andry Agus Bisono, alias Koboi. Kalo diperhatiin, mirip Jaja Miharja. Dalam pose yang manis (sebenarnya, gw ngincer lumutnya sih, mukanya Jaja cuman buat BG aja...)
Image hosted by Photobucket.com

12.32 wib Sampai di pos jaga yang tadi. Inilah korban dari perjalananku, sandal biru kesayangan. Ampe bolong men! Kaki gw sakit bets. Untung di pos itu ada yang jual sandal jepit. 7000 perak....
Image hosted by Photobucket.com

Ngobrol2 lagi sama para jagawana di sana, sambil mengatur napas.... hosh...hosh....
Image hosted by Photobucket.com

13.30, Amir ngebet bener mau mandi di kali. Ya udah, daripada ngambek.....
Image hosted by Photobucket.com

14.03, sampai di basecamp. 2.5 km ternyata perjalanan tadi. Uff.....
Image hosted by Photobucket.com

18.58, we ready to Jakarta.....
Image hosted by Photobucket.com

19.53, makan malam dulu, setelah muter2 kota Sukabumi. Lauk favorit: PARU. Kalo dudunk, plus pete!!
Image hosted by Photobucket.com

Kami rindu alam!!


Executive Summary:
Sekarang tuh, yang penting, KONKRET, KONKRET, DAN KONKRET!
Gini brur n my lovely sist
Gw kembali tersadarkan mengenai kehidupan kemaren di sukabumi.
Masya alloh guys.., rasanya capeeeekkk banget. Gw gak yakin, kalo gw gak jalan rame2 ama temen gw, gw gak bakal nyampe ke sana. Tanjakan mulu, trus gw juga salah sendal (sendal jepit dari busa yang udah tipis banget). Sakit bets!
Untungnya temen2 gw bersedia sejenak berhenti sambil menikmati alam sekitar. Indah bener. Kalo udah mendingan, kita jalan lagi.
Sepanjang perjalanan kita tuh ceria banget. Padahal, gw udah mau ngeluh, pengen balik aja. Tapi, gw tahan.
Tau gak, pas udah deket, baru aja ngeliat dari jembatan plus suara aer terjun, wwwhuuuaaaaaa, semangat lagiiii!! Tapi, nambah nikmat waktu ngeliat dari kejauhan, itu tuh yg bakal gw tuju. Jelas, konkret di depan mata. Tinggal jalan bberapa puluh langkah lagi.
Pas nyampe di depan curug, mati gw! Cantik banget! Worthed deh pengorbanan telapak kaki gw sakit, sendal bolong, plus kaki lemes. Allahu Akbar! Subhanallah! Astaghfirullah!
Pas gw nyampe di sana, sepi..., cuman ada 3-5 orang pengunjung plus pedagang. Nikmaaat banget.
Jadi, gw mestinya kayak gitu waktu menjalani hidup. Punya target, tau jalannya (kalo gak tau, nanya. Sempet juga kita ngobrol2 sama jagawana/polisi hutan. Dia banyak cerita ttg itu hutan).
Memang, kebetulan curug yg gw tuju, sangat indah. Memang, kalah besar dari Curug Cikaso, dan mungkin juga kalah indah. Tapi, buat gw, inilah curug terindah yg pernah gw datangi. Puaaasss banget. Perjuangannya itu lho, aduh, berkesan banget buat gw. Lewat hutan, sungai. Wah, subhanallah deh indahnya.