Tuesday, April 25, 2006

The Djadoelers

Di komunitas FNet (fotografer.net), ada istilah The Djadoelers. Gerakan ini diprakarsai oleh Mbak Sis (Sisca Je alias Noni Sisca) tercinta. Beliau dengan suami tersayang (Mas Dhias) sering menjelajah tempat2 Djadoel, n bikin liputannya di FNet.

Nah, kali ini aku gak bicara masalah foto or Djadoelers di FN. Hari ini saya dapat email yang menarik dari temen. Isinya, pariwara jaman kuda gigit besi. Hahaha, loetjoe sekali!!!
Coba simak satoe-satoe:

Ini iklan margarine Palmboom, saingannya Blueband. Sayang, aku gak pernah nemuin lagi nih merk di pasaran (atau gw yang gak pernah ke pasar? hehehehee)

Nah, ini iklan Sunlight

Ini iklan Blue Band. Versi Tionghoa sepertinya. Wow! Menarik juga!

Ini versi Jawa (kok Jawa?? Rasis amat! Trus, apa donk? Pribumi?? Jadi inget kerusuhan 98.... :(( )

Lanjut... Ini dia wanita terkuat di Dunia!! Njonja Meneer!! Berdiri sedjak 1918!! Gile, 88 taun berdiri terus!! (garink...)

Oke, ternyata Mbah ku mestinya gak kerepotan kalo mau servis DVD player kesayangan, kalo beliau udah liat iklan ini. Sayang, nih toko gak bisa benerin EOS 300D gw. Hehehehe....

Wataw!! Undian2 udah dari dulu ada!! N repotnya, terdiri dari mata uang yg berbeda!! Hahahaha

Sayang, G-Shock gak ada iklannya jaman itu.....

Lanjut, boeat jang suka gatel-gatel ;))

Hahaha, jadi inget eks temen kantor. Namanya Mauluddin, tapi sering dipanggil DJ Amboel (jambul) gara2 jambulnya yg kyk Elpis Presley. Hahaha, kangen nih Mbul!! Hahahaha!!!

Udah ada yang pernah nenggak Balsem?? Huhaahahahahaha....

Kebayang, yg dua foto di atas itu mbahnya Dian Sastro n Mbahnya Mariana Renata ;))

Nah, kalo ini nostalgia kita bersama!! Bona n Rong-rong!!

Okey, thats all folks!! Viva Djadoelers!!!

Wednesday, April 19, 2006

Backpackers Borju Lombok 2006


7 Feb 2006. Walah! Akhirnya bisa cuti juga. 5 Pria bebas menyusuri Lombok dengan penuh sukacita. Aku janjian sama Dito di Blok M, buat naek Damri bareng. Astaghfirullah! Harddisk portable ketinggalan di kantor! Dasar pikun! Terpaksa, pagi2 ke kantor. Nitip motor di kantor (untung aman). Janjian jam 7. Jam 7.15 udah nyampe, but Dito blom keliatan. Makan bubur dulu. Lamaaaa nunggu, Dito dateng sambil cengengesan jam 07.45!! 'Conthong! Gw ga ngira Cipulir-Kebayoran macetnya gila2an! Gw jalan trus naek ojek deh!' dengan ekspresi cengengesan dia berkata seperti itu. HEH!
Trus, pas mau berangkat pake Damri, ada godaan dari supir Taxi. Rp 30 rb ke Bandara include tol! Hahahahaha. Mending naksi aja dah!!

Sampai bandara, Darwis udah d sana. Dia ternyata bermain2 dengan seorang anak yg keluarganya mau ke Padang (Padang!! Gw bakal kesana!!! Tungguin aje!! Insya Allah).
Berbekal tiket pesawat Air Asia seharga sekitar 279.000
rupiah (PP lhooooo! ) kami berangkat. Sayang, rombongan mesti dibagi 2. Pagi jam 10.45, Adi-Dito-Darwis berjalan bertiga (ada incident, ketika Adi ditanya sama pramugarinya: 'HP nya mau dibuang mas?' halah....). N gw sendirian menunggu Diar yg OTP (On the Plane) dari BPN, yg baru landing jam 10.30!! Heh. Harus menunggu sampe jam 16.00.

Sampai di Denpasar sekitar maghrib WITA. Ternyata, tim advance lagi asik di Dreamland! Tega.... Kemudian, kami sholat maghrib n Isya sekalian di masjid dekat bandara. Trus makan d resto Minang Saiyo. Waduh, ternyata mereka nyewain pelaminan ala Minang lhoo!! (SWGTL!!).
Trus, kita jemput Kang Suharto, temen baru, yg nyewain mobil selama kita di sana. Rencananya, dia akan nganter kita ke Pelabuhan ferry buat ke Lombok.
Nyampe di pelabuhan kira2 jam 23.00 wit. Hueee....... sempet muter2 nyari tempat buat leyeh2 (capek oiii....). Akhirnya gelar koran di pelataran parkir. Sempet berseteru sama anjing2 yang dengan teganya godain kita di tengahmalam yang dingin. hiks.. dasar asu....

Setelah beli tiket, dapet info bahwa penumpang jurusan Bali udah bisa masuk ke kapal. Whoooo!! Excited!








Kami berangkat sekitar jam 00.00 lewat, tapi kapal baru jalan sekitar jam 1 lebih. Untung, kapalnya lumayan nyaman. Cari posisi, pikir2, mending sewa matras aja. 10-15 rb /matras. Tidur deh....
Shubuh saat kapal memasuki perairan Lombok, sudah dekat Pelabuhan Lembar. Skitar 30 menit kemudian, sampe deh di Lombok!! Sayang, kita kudu ngantri. Masih ada kapal lain yg sandar di dermaga. Lebih 1 jam kita nunggu di atas kapal. Motret2 dulu lah. Hehehehe

Pelabuhan Lembar!! Luvly view!! Baru kali ini liat kabut di daerah pantai. Exotic!! Subhanallah keindahan Indonesia!

Singgah di rumah Heru,
Jalan2 ke Kuta
Jalan2 di Kuta 2
Jalan2 ke Senggigi
Jalan2 ke Senggigi 2
Makan Ayam Taliwang. Persiapan ke Gili Menok & Rinjani

Persiapan lagi
Gili Menok

Gili Menok

Gili Menok
Gili menok

Rinjani

Rinjani

Jimbaran, makan ikan bakar.

Monday, April 17, 2006

Petualangan Murah ala "Backpacker"

Kompas 09 April 2006

Susi Ivvaty

"Peta! Peta!" Itu teriakan Boots, monyet teman Dora dalam serial kartun animasi "Dora the Explorer" di Global TV. Petualang cilik dalam dongeng saja membutuhkan peta, apalagi para "backpacker", petualang sungguhan yang gemar menjelajah berbagai lokasi menarik di mana saja.

Dari sebutannya, mestinya para penggemar jalan-jalan itu selalu menyandang ransel di punggungnya. Namun pada kenyataannya, tak semua mesti membawa ransel. Yang pasti, mereka adalah petualang.

Salah satu wadah bagi para backpacker di Indonesia adalah Komunitas Backpacker Indonesia yang saat ini sudah beranggota sekitar 1.400 orang di seluruh Indonesia, termasuk orang Indonesia yang berada di luar negeri. Komunitas ini sebenarnya masih baru, bermula pada tahun 2004, ketika Aris Yanto (32), Koordinator Backpacker Indonesia, bersama kawannya, Erwin dan Denni, membuat situs www.indobackpacker.com. Setelah website, mereka pun membuat mailing list http://groups.yahoo.com/group/indobackpacker/.

Hampir semua anggota komunitas sebelumnya memang penggemar jalan-jalan. Ada yang biasa jalan-jalan berdua, berkelompok, atau bahkan sendiri (solo backpacker). Di antara mereka, banyak pula yang telah menjadi anggota kelompok pencinta alam, meski banyak pula yang menjadi keranjingan jalan-jalan setelah bergabung dengan komunitas.

Bonar Sihotang (36), Kepala Seksi Administrasi Penyidikan Ditjen Pajak, menuturkan, selama ini hobinya jalan-jalan tidak pernah tersalurkan. Saat menelusuri lewat internet dengan kata kunci "jalan-jalan", muncul nama indobackpacker. Dia pun bergabung pada Maret 2006 lalu.

Dana minim

Nita (27) sebelumnya adalah solo backpacker. Ibu rumah tangga yang suaminya bekerja di Amerika Serikat ini justru gemar jalan sendiri, meski tetap ikut bergabung jika komunitas mempunyai jadwal jalan-jalan. April ini Nita berencana jalan-jalan ke Palu dan Togian di Sulawesi Tengah, dan sendirian pula. Anak semata wayangnya terpaksa ditinggal.

"Sesekali pengin juga dong jalan tanpa mengajak anak. Lagi pula, sudah ada yang menemani kok," katanya enteng.

Dengan dana "hanya" Rp 5 juta, Nita berencana berkeliling Sulawesi selama 20 hari. Dia sudah mendapatkan tiket pesawat seharga Rp 668.000 dari Jakarta ke Palu dan tiket pulang dari Manado ke Jakarta seharga Rp 500.000-an. Bagaimana memastikan dana itu cukup?

"Saya sudah menemukan resort sederhana di sana dan kami sudah berkirim e-mail. Saya sudah menghitung dana yang mungkin akan dikeluarkan. Kalau bisa, maksimal 20 hari, kalau dana mepet, ya pulang," papar Nita. Informasi tentang lokasi yang dituju, peta, serta angkutan umum pun sudah dia dapatkan.

Backpacker memang harus berjiwa petualang dan mempunyai daya survive tinggi. Inilah yang membedakan dengan traveller, yang biasa bepergian dengan rencana matang, dana berlebih, dan memasrahkan segalanya kepada biro perjalanan. "Jika pada satu perjalanan biro perjalanan mematok harga Rp 5 juta, misalnya, kami bisa menekan menjadi Rp 2 juta. Tentu semuanya harus menghemat, termasuk harus menggunakan angkutan umum untuk transportasinya," papar Aris.

Sonson, anggota backpacker lain, bahkan bisa sangat menghemat. Perjalanan dari Jakarta-Batam-Singapura-Kuala Lumpur-Jakarta hanya menghabiskan dana total Rp 2,2 juta, sudah termasuk makan dan tempat menginap. "Pintar-pintarnya kita saja. Kalau mau pergi jangan pas peak season, jadi bisa mendapatkan tiket pesawat murah," katanya.

Untuk menekan biaya, para backpacker tidak akan segan atau gengsi menginap di rumah penduduk. Dari pergaulan dengan penduduk setempat, justru mereka mendapatkan sesuatu yang melebihi rasa persaudaraan. "Kami jadi lebih jauh lagi mengenal budaya dan adat setempat. Mereka pun menerima kami dengan senang hati," kata Aris.

Terinspirasi orang asing

Aris yang bekerja di bagian teknologi informasi Container Terminal System Solution Indonesia bisa dibilang cukup berpengalaman sebagai petualang, terutama menjelajahi objek-objek di Indonesia. Aris mengaku terinspirasi backpacker dari luar negeri yang hanya bermodal buku panduan Lonely Planet dan peta namun bisa menjelajahi tempat yang sangat terpencil dan pulang dengan selamat.

"Saya suka naik gunung dan sering ketemu backpacker asing. Mereka lalu bertanya ini-itu sehingga akhirnya saya menjadi pemandu tak sengaja. Saya belajar dari mereka, mendapat informasi tentang lokasi-lokasi yang unik dan aneh," kata Aris, yang pernah jalan-jalan ke sejumlah lokasi dari Jakarta hingga Medan pp selama tiga mingguan.

Jiwa petualang backpacker asing itu pulalah yang membuat Ratna Ariani, wartawan Bisnis Indonesia, makin penasaran untuk menjelajahi berbagai objek menarik di Indonesia. Masa justru orang asing yang lebih memahami Indonesia, begitu pikir Atta, panggilan Ratna.

Pengalaman mengesankan didapat Atta saat pergi ke Kepulauan Karimun Jawa. "Kami pakai dua perahu. Mendadak perahu yang di belakang mogok, dan perahu pertama harus menariknya. Karena laju menjadi pelan, kami sampai tujuh jam berada di lautan. Wah, itu asyik banget, rasa kekeluargaan menjadi bertambah erat," tuturnya.

Banyak pengalaman berkesan yang didapat para backpacker, seperti Indri (29) yang mendapatkan kedamaian dengan mendaki gunung, Ita (30) yang mengasyiki romantisme pantai, atau Arthur (36), penyalur alat-alat migas yang selalu gembira meski hanya berkumpul dengan anggota komunitas, meski tak harus ikut pergi.

Pengin jalan-jalan melepas kepenatan? Gabung saja di mailing list indobackpacker@yahoogroups.com.

Mengenang Masa Lalu

Halah....
Jum'at, 14 April 06, gw janjian sama Adi buat ke kampus tercinta di Depok. Tapi sebelumnya, kita ke rumah Cici, 'Mau ngepas Beskap sama Blangkon' (hwawawawawawa!!). Jam 09.30, udah nyampe rumah Cici. Ternyata ada kerja bakti, nebang2 pohon.
Obrol2 tentang undangan, ttg konsep foto prewedd (lah, siapa yg mau foto prewed? kikikikikikik....). Saatnya mencoba beskap!! Jadilah, ukurannya 3L.


'Azhar gak pake seragam?', tanya ibunya Cici. 'Whaaa, gak tante! gak mau pake kaen!' huahahahahahaha.....
Eh, gak lama, bapaknya Cici juga nanya, 'Azhar pake beskap?'. Heh......

Yowes, mendung sudah menggantung. Sesuai rencana awal, ke kampus buat sholat Jum'at. Teng jam 10.30, kita berdua jalan, menyusuri Bintaro, Deplu, Pondok Pinang, TB Simatupang, lanjut ke Depok. Uh...., kenapa gw gak pernah bosen sama nih kampus..... (alhamdulillah, gw sempet ngerasain sekolah di kampus ini..... Makasih ya Ma, makasih Pa, atas do'a dan dukungannya....... hiks..... jadi inget nyokap......)

Sampai di kampus jam 11.20 kurang. Nelpon Darwis, 'Gw mandi dulu Zar...' cengengesan dia di ujung sana. Halah....
Masjid ramai, di danau juga. Banyak pemancing yg melepas hobi di sana (lho, kok belom siap2 buat Jum'atan boss???). Masjid juga rame. Banyak akhwat yg keluar dari masjid (lho, ngapain mbak?? kan libur?? abis ngaji yak??).
Ok, Jum'atan dulu....
Ba'da Jum'atan, layaknya jaman mahasiswa dulu, leyeh2 sejenak d sana. Hujan yg tadi hampir turun, ternyata gak jadi. Tuh liat, enak banget kan nih masjid buat kongkow or tiduran mencari inspirasi......

'Laper nih, makan yok!' Sepakat gw n Adi, ke warung Mbak Ani (kayak lagunya Rhoma, Aaaniiiiiii.....Aaaaaniiiiiiiii....., sungguh aku rindu.....). Letaknya di Kukusan Teknik.

Fyi, sebenernya nama warungnya Shinta, tapi Gogon's nyebutnya gitu coz nama pelayannya Mbak Ani. Dulu, si Ani ini kenal sama kita2: Andri, Udin, Ari, Dito, Adi, Diar, n gw. Cici juga dulu dia kenal, Dahlia kyknya juga. Tapi, kemaren sblom ke sana, gw asumsi, dia udah lupa. Adi dgn PD njawab, 'kita tes, kyknya dia masih inget gw'. Dan benar sodara2!! Dia masih inget tampang tapi lupa nama!!

Gw makan rawon, cumi, tahu goreng, n es teh manis. Smuanya 9900 perak.....
Abis makan, rencananya mau nengok ponakan dari Deddy. Nelpon, eh, ternyata dia lagi belanja (deuuuh, senengnya..... Jadi inget waktu belanja sama Des3, huahahahahahaha). Yo wes, nunggu d kampus aja.
Nongkrong di tempat favorit: Aer Mancur!! Tempat paling eksotis di kampus gw. Heh...., mau ngeceng, mau cari angin, ini tempatnya!!

Lanjut ke dalem, liat papan pengumuman. SNF tercinta!!!
Terus terang, ada rasa bangga juga, sekarang SNF (Sekolah Non Formal, suatu UKM yg bergerak di bidang pendidikan, memberi pelajaran tambahan buat anak2 kurang mampu di sekitar kampus UI Depok) udah bisa bikin acara 'gede' kyk gitu. Duh, harunya.....
Tapi, ini yg paling gw suka (liat yg gw lingkarin di poster bawah ini)

FSI (Forum Studi Islam). Lha, ini kandidat Ketua kok kyk daftar absen satu kelas yak???

Hehehehe, berikutnya, liat lobby A yg sering jadi tempat Expo (halah....)

Dan ini poster promo ISTI nya FSI (kagak berubah, always foto2 doank yg dipajang...heh....)

Ya gitu deh...., kenangan di kampus Depok tercinta. Kampus yg menyimpan hampir sepertiga kenangan dalam hidup gw. Never get bored kalo udah maen2 k sini. Cobain deh. Lu pasti ketagihan ke kampus gw. (hihihihi)