Tuesday, July 31, 2007

Wanna Be...

Setiap orang punya keinginan, salah satunya ingin menjadi atau ingin seperti. Ga terkecuali sayah. Semenjak dulu, terus terang idola saya adalah orangtua saya sendiri. Keduanya berasal dari keluarga yg sederhana, perantau di Jakarta, bertemu, dan menikah di usia yg cukup muda. Meniti karir dari bawah, hidup nomaden dari Jakarta-Palembang-Jakarta-Manado-dan kembali ke Jakarta. Memberikan kebanggaan kepada kedua Kakek-Nenek saya. Kalo di kampung, sering jadi panutan dan teladan, dan itu berimbas ke kami, ke-enam anaknya
'kuwi lho, putune mbah Darmo' atau 'kiye putune mbah yasroji' sebut orang2 di kampung kalo kami bertandang ke sana.

Begitu pula ketika Bapak berhasil punya rumah di Jakarta. Mbah2ku bangganya minta ampun. Walopun sedikit reot (maklum rumah tua), tp cukuplah buat kami berteduh.

Tentang sejarah hidup keluarga kami, nanti tak tulisin deh, buat dokumentasi anak cucu nanti.
Kali ini saya mau cerita tentang Bapak.

Tipe suami idaman. Paling nggak itu pandangan saya tentang Bapak. Memang tidak sempurna. Tapi di akhir hayat Ibuku, beliau menuntun Ibu untuk mengucap kalimat thoyyibah yg terakhir. Lalu memeluknya saat nyawa lepas dari raga Ibu.
Itulah akhir cobaan sakit Ibu. Dan Bapak menemani setiap saat, di sela-sela kesibukannya bekerja. Menggendong Ibu ke kamar mandi. Menemani minum obat. Menunggu di ruang isolasi RSPP (demi Alloh, aku tidak tau penyakit Ibu sedemikian parah saat itu. Tapi yg aku ingat, aku menangis dengan dahsyatnya di sana, memohon kesembuhan buat Ibu).

Dan itulah, Ibu wafat di pelukan Bapak, orang yg paling dia cintai. (Ah, seandainya kematianku seindah ini.....)

Peristiwa ini berulang. Saat Mbak ku sakit dan mesti di rawat di RS Marinir Cilandak, Bapak menemani dengan sabar. Padahal aku tau, dari matanya ia amat letih, akibat penyakit gula yg dideritanya. Aku aja capek, belum lagi nyamuk yg terus mengganggu. Ah, hatimu terbuat dari apa Pak? Apakah hatiku sama dengan hatimu?

Ya Alloh, berikanlah surga bagi orangtuaku. Semoga aku menjadi anak yg sholeh. Anak yg terus mengalirkan amal kebaikan untuk kedua orang tuaku. Aamiin...

2 comments:

eR-na said...

ketemu ama bapaknya mas aji, sekali doank, pas resepsinya mas aji& mbak dewi.

kesannya, mas aji banget... hehe...
pas abis salaman ama manten, bapaknya mas aji langsung woro-woro, saya bapaknya aji, bapaknya aji... hehe...

oalah mas, aku dadi pengen muleh...

Azhar Kuntoaji said...

itu dia yg jadi pikiran kalo merantau ... masih suka kangen rumah ortu. heh.....