Saturday, April 07, 2007

Analisis ngawur: Kenapa Yamaha bisa Menyalip Honda??

Ada berita menarik di detikfinance tentang pasar motor di Indonesia. Yup! Untuk pertama kalinya dalam sejarah motor di Indonesia, Honda jeblok ke posisi 2. Nomer satunya siapa? Bukan... bukan Valentino Rossi. Kalo doi mah nomer 46. Hehehehe.

Yamaha. Pabrikan dengan logo garpu tala ini akhirnya membuat si sayap terbang gak bisa terbang terlalu tinggi.

Sebenarnya hal ini sudah disadari oleh banyak orang, bahkan oleh fans-nya Honda seperti terangkum dalam sebuah postingan di web klub Karisma (salah 1 varian motor Honda). Jika bisa disimpulkan, ada bbrapa point yg bisa ditarik:

Harga Honda yang terkenal Mahal
Kalo kita lihat price list harga motor, coba bandingkan antara Jupiter MX dengan Supra X 125 D. Keduanya berharga nyaris sama (14,19 jt vs 14.1 jt). Tapi coba lihat perbandingan spek yang 'wow' jauh banget dah!! Jupiter menawarkan spek: sasis deltabox (which is lebih kuat dan stabil), mesin tegak 45 derajat (mirip motor sport), teknologi diasil (silinder anti gores), liquid coolant, plus monoshock! Lha Supra?? Cuman beda cc doank ama generasi Supra X.

Teknologi yang Djadoels
Seperti paparan di atas. Honda masih mengandalkan mesin generasi supercub yg dibangun era 80-an. Coba liat mesin Supra Fit. Apa bedanya sama Honda Grand taun 90-an? Trus generasi motor sportnya. Dari CB 125 - GL Pro - Mega Pro - sampe Tiger, hampir sama (mesin generasi GL! Berarti sudah 20 tahun tuh teknologi.

Teknologi Honda Canggih, Tapi Bukan Untuk Pasar Indonesia
Thailand merupakan pusat riset produsen motor untuk kawasan ASEAN. Di sana banyak jenis motor yang bisa dibilang oke dalam hal teknologi, misalnya: Honda CBR 150 dan Sonic 125. Tapi apa daya, dengan dalih kurang laku di pasaran, AHM tidak memasoknya untuk pasar Indonesia. Beda dengan Yamaha atau Suzuki. Mereka berani mengambil segmen pasar yang kecil. Memang, Suzuki rada gagal dengan proyek Satria F-150 (Rider 150 di Thai), tapi Yamaha sukses keras dengan Jupiter MX (Spark MX di Thai).

Ada cerita menarik pada saat AHM merilis Tiger baru. Kebanyakan penggemar motor touring ini kecewa dengan desain baru Tiger. Apa yang bisa disimpulkan? Ekspektasi konsumen yang loyal pada Honda, tidak sesuai dengan kenyataan.

Masih mengandalkan image 'irit'
Itu semboyan dulu, dikala Yamaha dan Suzuki masih bermain di segmen 2 tak yang memang terkenal boros, tapi kencang. Sekarang? Semua sudah memproduksi 4-tak. Walaupun memang diakui Honda paling irit, tapi melihat kondisi perekonomian pengendara motor yang semakin tinggi, beda seliter dua liter tidak berpengaruh. Yang penting, motor mereka enak dan keren pas dikendarai.

Kurang menggarap segmen anak muda
Yamaha dan Suzuki sejak pertengahan 90 an getol bermain di Road Race. Bisa dilihat hasilnya sekarang. Yamaha makin identik dengan motor yang : kencang tapi tetap irit karena 4-tak. Itu disukai oleh anak muda. Belum lagi efek dikontraknya Valentino Rossi buat Moto GP sejak 2004 hingga 2008. Naik Yamaha serasa naik M1 nya Mas Rossi yang jawara dunia. Praktis, daya beli saat ini adalah di kalangan remaja - dewasa (<40 tahun) yang masih suka dengan kecepatan. Artinya, Honda dengan mesin jenis lama, makin ditinggalkan oleh konsumen.

Pengendara Makin Cerdas
Beda dengan teknologi pada kendaraan roda 4. Beda teknologi, harganya bisa makin jauh. Contoh: injeksi vs Karburator. Tapi untuk motor, selisihnya kecil (tapi heran, kok Supra 125 injeksi kok mahal yak? hehehehe). So, kenapa milih yang culun, kalo tinggal nambah 1-2 jt saja bisa dapet spek motor yang lebih canggih?

Ngawur kan analisa saya? Aneh sih, wong motor pertama saya aja Honda, sekarang pun Honda (sempat make Kawasaki & Yamaha sih). Tapi saya memang sebel ama Honda. Pengen beli V-Ixion deh. Keren banget.....





No comments: