Serangan Umum 1 Maret
Bukan, tulisan ini gak menyinggung tentang kisah heroik mantan presiden RI ke jogja tahun 1949. Ini tentang resignnya istri saya tercinta.
Per hari ini, my luvly wife dengan segala pertimbangan (diantaranya kesehatan kandungan) memutuskan untuk resign. Bukan keputusan yang gampang. Kalo masalah finansial, itu jadi urutan keenam mungkin (kan nomor 1 - 5 itu Pancasila... halah....). My Dear itu bisa dibilang hiperaktif, gak bisa 'diam' (lho kok pake tanda kutip, hihihihihi).
Kejenuhan di rumah, pasti menghinggapi. Hmmmm, gimana yah cara ngilangin kejenuhan akibat kesibukan yg hilang? (ada saran kah??).
Ah iya, resign berarti perpisahan. Semalam ada suasana haru biru di kantor. Kayaknya gak sampe nangis2an sih. Tapi saya yakin, pasti sedih banget deh. Ah iya (lagi), thanx buat Adi yang sudah nawarin istriku temporer di tempatnya (maaf ya Di, lu jadi repot nyari2 lagi....).
Terakhir, semoga rejeki kamu dan anak kita nanti, melimpah yah Wi. Jangan takut miskin, jangan takut tidak cukup. Karena takut miskin adalah sifat yang paling buruk, yang dibisikkan oleh setan ke telinga kita. Nikmati aja yah, episode tahun ini.
You tell yourself that you'll be strong...but your heart tell you, this time you're wrong.. (kutipan dari statusnya Mas Koboi)
Thursday, March 01, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment